KEBIJAKAN ORGANISASI

Setiap organisasi apapun bentuknya memiliki cara pandang, pola, dan rumusan yang ditujukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selama kurun waktu 20 tahun terakhir banyak organisasi menentukan rumusan dengan konsep baru yang terus berubah sebagai respons terhadap berbagai tekanan baik sosial, politik, ekonomi maupun kebijakan pemerintah. Tidak ada perusahaan yang selalu unggul, sebgaimana tidak ada industri yang selalu unggul (Kim & Mauborgne, 2005). Kebijakan organisasi adalah rumusan umum yang mencakup ide, standar dan pola, merupakan berpikir sistem dari orang atau organisasi dalam upaya mencapai tujuan yang didasari oleh pengelolaan pengetahuan. Berpikir sistem adalah pemikiran bahwa kegiatan orgnaisasi tidak berdiri sendiri, tetapi berada pada suatu lingkungan yang elemennya saling mengait dan membentuk sebuah sistem (Poerwanto, 2008).

Kebijakan organisasi yang dalam kegiatan bisnis disebut sebagai kebijakan bisnis, atau manajemen stratejik sering dipahami secara tumpang tindih karena keduanya diasumsikan mempunyai kerangka yang sama yaitu tentang bagaimana organisasi dikelola secara benar, dapat bertahan, berkembang dan memperoleh keuntungan untuk jangka panjang. Strategi sebagai pola atau rencana yang terintegrasi dengan tujuan utama, kebijakan dan tindakan yang semestinya dilakukan secara utuh. Formulasi strategi yang baik akan membantu menyusun dan mengalokasikan sumber daya organisasi menjadi kekuatan yang mampu mengantisipasi perubahan lingkungan (Quinn, 1980).

Manajemen stratejik sebagai formulasi dan implementasi dari rencana dan pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan hal yang penting guna kelangsungan hidup organisasi secara keseluruhan (Sharplin, 1985). Dalam kaitan manajemen stratejik dan kebijakan organisasi bisnis, manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi dalam jangka panjang. Manajemen strategis meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi, implementasi strategi dan pengendalian. Manajemen strategis menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang serta ancaman lingkungan dengan berdasarkan kekuatan dan kelemahan organisasi (Hunger & Wheelen, 1996).

Ditinjau dari perspektif administrasi dalam arti luas yaitu proses kerja sama, kebijakan organisasi berbeda dengan manajemen stratejik. Kebijakan bisnis atau dalam era global ada yang menyebut perencanaan organisasi berorientasi pada penetapan tujuan dan pengembangan ide secara umum, manajemen stratejik berorientasi pada tindakan manajerial dalam upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Kebijakan organisasi bisnis menyediakan pedoman umum untuk pengambilan keputusan secara keseluruhan. Kebijakan juga merupakan luas yang menghubungkan antara perumusan strategi dengan implementasi (Poerwanto, 2008).

Kebijakan organisasi arah dari aktifitas dari masa depan yang didasari dengan analisis, penilaian dan gagasan bisnis terhadap lingkungan organisasi. Terdapat tiga faktor fundamental untuk dipertimbangkan dalam membangun gagasan bisnis yang kuat (Van der Heijden & Valiente, 2002): (1) Gagasan bisnis harus mampu menjelaskan bagimana nilai akan diciptakan untuk pihak berkepentingan dan organisasi, (2) Bagi organisasi yang menginginkan untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat harus memiliki sesuatu yang unik untuk ditawarkan, dan (3) Sekali orgnaisasi mampu membuat keunikan dan menciptakan nilai bagi masyarakat, hal tersebut merupakan investasi.

Ketiga fundamen tersebut dioperasikan dalam kerangka kerja sebagai dasar dari pengambilan kebijakan. Berkaitan dengan lingkungan dalam kebijakan strategi, komponen lingkungan bisnis terdiri dari market dan nonmarket. Termasuk dalam lingkungan pasar adalah interaksi antara organisasi, pemasok, dan pelanggan yang dimanajemeni oleh pasar atau persetujuan perorangan sebagai kontrak. Interaksi yang dimaksud, secara tipikal mencakup transaksi ekonomi dan pertukaran hak milik. Untuk dapat sukses, organisasi harus efektif dalam lingkungan pasarnya. Organisasi harus efisien dalam memproduksi dan responsif terhadap permintaan pelanggan. Organisasi harus mengantisipasi dan mengadaptasi pada perubahan, melakukan inovasi melalui riset dan pengembangan, serta mengembangkan produk dan layanan baru. Manajemen yang efektif di lingkungan pasar adalah kondisi penting untuk sukses, tetapi tidak cukup hanya itu. Baron menambahkan bahwa performasi organisasi dan manajemen, juga tergantung pada kegiatan di lingkungan nonmarket. Lingkungan bukan pasar termasuk sosial, politik, dan susunan legal di luar struktur interaksi tetapi sehubungan dengan pasar dan perjanjian perorangan. Lingkungan bukan pasar meliputi interaksi antara organisasi dan individu, kelompok kepentingan, pemerintah, dan politik yang menjadi perantara bukan oleh pasar tetapi oleh institusi publik dan individu. Manajemen yang efektif dalam lingkungan bukan pasar merupakan kondisi yang penting untuk sukses (Baron, 2003).

Lingkungan bukan bisnis telah tumbuh dan manjadi kompleks pada tahun terakhir dan mendorong peningkatan perhatian serius secara manajerial. Lingkungan isu bukan pasar menjadi agenda penting bagi organisasi yang mencakup masalah proteksi lingkungan, kesehatan dan jaminan keamanan, kebijakan teknologi, regulasi dan deregulasi, hak asasi dan kebijakan perdagangan internasional, politik dari legislatif, anti trust, tekanan dari aktivis, pemberitaan dari media bisnis, hubungan antar pihak berkepentingan, tanggung jawab sosial, dan etika. Isu bukan pasar tersebut merupakan kekuatan yang mempengaruhi pengembangan organisasi dan strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Dalam menyusun kebijakan dan strategi diperlukan fondasi pokok yaitu adaptasi yang efektif terhadap lingkungan bukan pasar (Baron, 2003).

Alur kebijakan dan strategi diawali dengan pengamatan lingkungan untuk menentukan tujuan pokok organisasi, kemudian pembuatan visi dan misi, diteruskan dengan pengembangan alternatif yang memungkinkan, kemudian perumusan dan penentuan strategi yang harus dijalankan. Alur kebijakan dan strategi adalah siklus, karena implementasi dari kebijakan dan strategi dievaluasi dan dijadikan masukan bagi kelangsungan hidup usaha. Kebijakan organisasi harus dapat menjadi landasan bagi penyusunan strategi. Pada era persaingan yang dilandasi oleh kemajuan teknologi khususnya informasi, arah kebijakan organisasi harus disesuaikan dan berorientasi pada masa depan yang didesain dengan berpikir sistem, pengetahuan dan skenario (Poerwanto, 2008).

 

Oleh:

Nicholas Simarmata, M.A.

 

PUSTAKA

Baron, D.P. (2003). Business and Its Environment. New Jersey: Prentice Hall.

Hunger, J.D. & Wheelen, T.L. (1996). Strategic Management. Addison-Wesley.

Kim, W.C. & Mauborgne, R. (2005). Blue Ocean Strategy: How to Create Uncontested Market Space and Make the Competition Irrelevant. Boston, MA: Harvard Business School.

Poerwanto. (2008). Budaya Perusahaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ISBN: 978-979-1277-90-7.

Quinn, J.B. (1980) Strategies for Change: Logical Incrementalism. Irwin, Homewood.

Sharplin. A. (1985) Strategic Management, Migram-Hill Series. Chapter 1: 9-10

Van der Heijden, H. & Valiente, P. (2002). The Value Of Mobility For Business Process Performance : Evidence From Sweden And The Netherlands. Proceedings of the 10th European Conference on Information Systems, Information Systems and the Future of the Digital Economy, ECIS 2002, Gdansk, Poland, June 6-8.

Related Blog

Leave a CommentYour email address will not be published.