Budaya organisasi membantu mengarahkan sumber daya manusia pada pencapaian visi, misi, dan tujuan organisasi. di samping itu akan meningkatkan kekompakan tim antar berbagai departemen, divisi atau unit dalam organisasi, sehingga mampu menjadi perekat yang mengikat orang dalam organisasi bersam-sama. Budaya organisasi membentuk perilaku staf dengan mendorong percampuran nilai inti dan perilaku yang diinginkan sehingga memungkinkan organisasi bekerja dengan lebih efisien dan efektif, meningkatkan konsistensi, menyelesaikan konflik dan memfasilitasi koordinasi dan kontrol. Budaya organisasi akan meningkatkan motivasi staf dengan memberi mereka perasaan memiliki, loyalitas, kepercayaan, dan nilai-nilai, dan mendorong mereka berpikir positif tentang mereka dan organisasi. organisasi dapat memaksimalkan potensi stafnya dan memenangkan kompetisi. Dengan budaya organisasi kita dapat memperbaiki perilaku dan motivasi sumber daya manusia sehingga meningkatkan kinerjanya dan pada gilirannya meningkatkan kinerja organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. budaya organisasi harus selalu dikembangkan sesuai dengan perkembangan lingkungan (Uha, 2013).
Budaya organisasi seperti sebuah lingkaran, setengah di bawah adalah operasional, yaitu tentang apa yang dikerjakan, piranti keras, sistem, kontrol, produksi, dan keuntungan. Adapun setengah di atas adalah faktor human atau manusia, mengenai bagaimana kita melakukan operasi dengan pengertian, komunikasi, kepercayaan, hubungan, dan keikutsertaan. Budaya organisasi yang terbuka dan seimbang sangat produktif karena memberikan kesempatan pada orang untuk membawakan dirinya dalam pekerjaan. Budaya organisasi mempunyai bagian setengah bawah, yaitu faktor operasi, berkembang dengan baik. Tetapi bagian setengah atasnya, yaitu faktor human, dan kurang berkembang. Bagi kebanyakan organisasi, masalah what atau apa sudah ditentukan oleh teknologi, pelanggan, pasar, hukum. Fleksibilitas terbesar pada how atau bagaimana mereka mengerjakannya. Pengertian, nilai, sikap, kepercayaan, dan motivasi datang dari how atau bagaimana dilakukan daripada what atau apa yang dilakukan. Peluangnya terletak pada bagaimana kita melakukan sesuatu (Uha, 2013).
Manfaat budaya organisasi bagi karyawan yaitu (Uha, 2013): (1) Memberikan arah atau pedoman berperilaku di dalam organisasi; (2) Agar mempunyai kesamaan langkah dan visi dalam melakukan tugas dan tanggung jawab. Masing-masing individu dapat meningkatkan fungsinya dan mengembangkan tingkat interdependensi antar-individu/bagian karena antar-individu/bagian dengan individu/bagian yang lain saling melengkapi dalam kegiatan organisasi; (3) Mendorong mencapai prestasi kerja atau produktivitas yang lebih baik; dan (4) Untuk mencapai secara pasti tentang karirnya di organisasi sehingga mendorong mereka untuk konsisten dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Budaya organisasi bagi organisasi bermanfaat untuk (Uha, 2013): (1) Sebagai salah satu unsur yang dapat menekan tingkat turnover karyawan. Ini dapat dicapai karena budaya organisasi mendorong sumber daya manusia memutuskan untuk tetap berkembang bersama organisasi; (2) Sebagai pedoman dalam menentukan kebijakan yang berkenaan dengan ruang lingkup kegiatan intern organisasi seperti tata tertib administrasi, hubungan antar bagian, penghargaan prestasi sumber daya manusia, dan penilaian kerja; (3) Untuk menunjukkan pada pihak eksternal tentang keberadaan organisasi dari ciri khas yang dimiliki yaitu ditengah-tengah organisasi yang ada di masyarakat; (4) Sebagai acuan dalam penyusunan perencanaan organisasi organisasi yang meliputi: pembentukan marketing plant, penentuan segmentasi pasar yang akan dikuasai, dan penentuan positioning organisasi yang dikuasai; dan (5) Dapat membuat program pengembangan sumber daya manusia dengan dukungan penuh dari seluruh jajaran sumber daya manusia.
Perkembangan dan kesinambungan suatu organisasi akan sangat targantung pada budaya organisasi. Budaya organisasi dapat dimanfaatkan sebagai andalan daya saing organisasi dalam menghadapi perubahan dan tantangan. Budaya organisasi juga dapat dijadikan sebagai rantai pengikat untuk menyamakan persepsi atau arah pandang anggota organisasi terhadap permasalahan sehingga akan menjadi satu kekuatan untuk mencapai tujuan (Susanto, 1997).
Manfaat budaya organisasi sebagai berikut (Robbins, 2001): (1) Membatasi peran yang membedakan antara organisasi yang satu dengan organisasi yang lain. Setiap organisasi mempunyai peran yang berbeda sehingga perlu memiliki akar budaya yang kuat dalam sistem dan kegiatan yang ada dalam organisasi; (2) Menimbulkan rasa memiliki identitas bagi anggota organisasi. Dengan budaya organisasi yang kuat, anggota organisasi akan merasa memiliki identitas yang merupakan ciri khas organisasi; (3) Mementingkan tujuan bersama daripada mengutamakan kepentingan individu; dan (4) Menjaga stabilitas organisasi. Kesatuan komponen organisasi yang direkatkan oleh pemahaman budaya yang sama akan membuat kondisi organisasi relative stabil.
Keempat manfaat tersebut menunjukkan bahwa budaya organisasi dapat membentuk perilaku dan tindakan karyawan dalam menjalankan aktivitasnya di dalam organisasi, sehingga nilai yang ada dalam budaya organisasi perlu ditanamkan sejak dini pada setiap individu organisasi (Sutrisno, 2011).
Oleh;
Nicholas Simarmata, S.Psi., M.A.
PUSTAKA
Robbins, S.P. (2001). Organizations Behavior. Upper Saddle River: Prentice-Hall, Inc.
Susanto, A.B. (1997). Budaya Organisasi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Sutrisno, E. (2011). Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana. ISBN 978-602-8730-02-0.
Uha, I.N. (2013). budaya Organisasi Kepemimpinan dan Kinerja: Proses Terbentuk, Tumbuh Kembang, Dinamika, dan Kinerja Organisasi. Jakarta: Kencana. ISBN 978-602-7985-33-9.